Si Jin: Steakhouse dengan Koleksi Daging Dry Aged Terlengkap di Bali

Si Jin telah memposisikan sebagai surga bagi pemakan daging yang tinggal, singgah, atau berlibur di Bali. Daging-daging yang diolahnya diambil dari sumber konvensional terpercaya hingga potongan paling eksklusif dan langka, yang mencakup semua spektrum rasa dan tekstur.

Fokus pada konsep santap komunal, alias makan spesial secara bersama-sama, Si Jin menyediakan pilihan dry aged beef mulai dari usia simpan 30 hari hingga periode 200 hari, serta daging premium aged wet yang disiapkan secara homemade dan segar di pemanggang tanpa asap pada setiap meja.

Setiap pilihan daging panggang disajikan bersama dengan serangkaian menu permbuka dalam ukuran kecil, yang mengadopsi perpaduan unik kudapan khas Korea dan Jepang. Serunya lagi, sebagian dari bahan baku yang digunakan berasal dari sumber organik di Bali.

Restoran ini hanya buka untuk melayani sesi makan malam mulai sejak pukul 17.30 WITA setiap harinya. Interiornya menggambarkan sebuah kombinasi unik antara visual ruangan khas Jepang dan desain modern sleek yang begitu berkelas. Pencahayaan pun dibuat personal di setiap mejanya, guna menciptakan kesan personal saat bersantap dengan orang-orang tercinta di sini.

Cobain deh Naengmyeon (Rp 75.000) sebagai menu pembuka, yakni racikan mie dingin khas Korea dengan beragam herbal bercitarasa kuat. Menyantap menu ini dipercaya mampu membangkitkan nafsu makan dan kepekaan rasa yang baik saat menyantap aneka jenis daging panggang.

Untuk versi yang lebih sehat, kamu dapat menyantap Petitenget Salad (Rp 55.000) sebagai hidangan pembuka. Ini adalah beberapa jenis tanaman hijau kecil yang tumbuh organik di Bali, kemudian diracik dengan irisan walnut, keju ricotta, serta siraman cuka lemon.

Grilled Octopus (Rp 195.000) di sini juga harus banget kamu coba. Gurita spesial yang digunakannya berasal dari perairan laguna di Jawa Timur, yang direndam dua kali berturut-turut dalam cairan kombu dan bumbu gochujang. Keduanya menciptakan cita rasa asam pedas yang unik, serta tekstur daging gurita super lembut.

Cita rasa lokal tersedia banyak pada buku menunya, dengan Bali Spring Chicken (Rp 230.000) sebagai hidangan yang paling difavoritkan. Bumbu ayam goreng renyah ini adalah bumbu karamel gurih khas Korea, yang dipadukan secara apik dengan tumbuhan bawang bombay panggang dan beberapa rempah. Hasilnya adalah ayam dengan tekstur saus lengket yang bikin ketagihan.

Beralih pada sajian utama, 30 Aged Signature Black Striploin (Rp 165.000) patut kamu coba terlebih dahulu. Ini merupakan potongan daging sapi jenis Angus asal Australia, yang disimpan dalam suhu khusus selama 30 hari. Tujuannya adalah membunuh bakteri sekaligus meningkatkan cita rasanya yang gurih dan super melted.

Tapi, jenis yang paling menyita perhatian adalah 60 Aged Andon Soju Bone-In Ribeye 7+ (Rp 360.000). Bayangkan daging sapi wagyu dengan tingkat marbling 7+ diracik terlebih dahulu bersama soju tradisional Korea, yang berfungsi melemaskan sisa jaringan otot pada daging.

Saat menyantapnya, kamu akan menemukan kenikmataan tiada tara dari perpaduan apik antara rasa super gurih, tekstur melted, serta after taste yang terasa semakin berkesan saat disertai oleh koleksi wine terbaik setempat.

Bukan hanya sapi, daging babi juga ternyata bisa diracik dengan teknik dry aged. Jika kamu tidak berpantang menyantapnya, maka sangat direkomendasikan untuk memesan 30 Aged Kobujime Pork Belly (Rp 150.000) dan 60 Aged Makgeolu Pork Rack (Rp 130.000).

Varian pertama adalah potongan daging perut babi yang dimarinasi kombucha kering, sebelum kemudian dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan khusus selama 30 hari. Ketika sudah tiba saatnya, daging tersebut akan mengeluarkan rasa harum menggoda saat kembali dikeluarkan.

Adapun varian kedua adalah daging babi asli Bali yang dibumbui arak berasa Korea, sebelum kemudian dipanggang menyerupai teknik babi gulung. Menyantapnya dengan bir akan terasa lebih menyenangkan, sebab mampu tingkatkan cita rasa yang dimiliki si daging.

Sebagai penutup, Apple Ssam (Rp 80.000) patut dicoba. Teksturnya mirip jelly karena dibuat dengan campuran makgeolli, alias minuman beralkohol dari beras yang dikukus dan fermentasi sedemikian rupa hingga terasa asam manis.

Oleh Si Jin kemudian dikreasikan sebagai pendamping potongan golden apple dan yuzu, sehingga tercipta rasa manis yang pas, dengan after taste asam dan sedikit pahit, namun bikin ketagihan.