Qraved
Open in the Qraved app
OPEN
No. 1 Food App for Indonesia
Follow us
Log in to Qraved to connect with people who love food.

Follow Us

For fresh content everyday

Dining out? You can ask us for recommendations!

Click to chat+6221 292 23070Operational Hours: 11AM-2PM
Download The App

7 Restoran Tertua di Dunia yang Masih Tetap Eksis

Happy FerdianHappy Ferdian
7 Restoran Tertua di Dunia yang Masih Eksis Hingga Sekarang1
japanesestation.com
Di dunia yang terobsesi dengan makanan saat ini, restoran baru cenderung bermunculan semalam dan menghilang segera setelah pembukaan. Menurut sebuah penelitian oleh Ohio State University, 60 persen restoran gagal dalam tahun pertama dan 80 persen tidak berhasil melewati lima tahun. Meskipun ini mungkin berlaku untuk banyak restoran modern, banyak restoran klasik telah bertahan dalam ujian waktu dan tetap beroperasi hari ini. Semua restoran dalam daftar berikut telah dibuka selama ratusan tahun (salah satunya bahkan lebih dari 1.200 tahun) dan terus mendatangkan pelanggan sebagai tengara bersejarah, yang melayani jenis makanan yang masih digemari hingga saat ini.
Jangan lupa download aplikasi Qraved untuk temukan beragam informasi kuliner menarik lainnya.
1. St Peter Stiftkeller (sejak 803) - Salzburg, Austria
2
Photo Source:  Pinterest
St Peter Stiftskeller, yang terletak di dalam kompleks St Peter's Abbey, diyakini sebagai restoran tertua di dunia. Restoran ini konon pertama kali disebutkan oleh cendekiawan Inggris, Alcuin of Yok pada tahun 803 ketika ia melayani Kaisar Charlemagne dan Uskup Arno dari Salzburg. Meskipun bangunannya telah melalui banyak renovasi, sebagian ruang makan asli masih berdiri kokoh diukir di tebing batu yang bersebelahan dengan struktur asli Abbey. Salah satu keunggulan St Peter Stiftskeller adalah Konser Makan Malam Mozart hariannya, yang dilakukan di Baroque Hall oleh Amadeus Consort Salzburg, dan terdiri dari sekitar enam musisi dan dua penyanyi yang semuanya mengenakan kostum Abad Pertengahan.
2. Zum Franziskaner (ejak 1421) - Stockholm, Swedia
3
Photo Source:  Thatup.co
Ini merupakan restoran tertua di Stockholm yang didirikan oleh biarawan Jerman pada tahun 1421, ketika Raja Erik dari Pomerania mengizinkan para biarawan untuk menjajakan biaya makanan dan minuman sebagai sumber penghasilan tambahan. Makanan yang disajikan restoran ini menggabungkan akar Jerman dengan cita rasa masakan Skandinavia setempat. Meskipun Franziskaner Zum tidak terletak di bangunan aslinya, makanan dan minuman yang ditawarkan tetap sama sejak pertama kali dibuka hampir 600 tahun lalu.
3. Honke Owariya (sejak 1465) - Kyoto, Jepang
4
Photo Source:  japanesestation.com
5
Photo Source:  Trip Advisor
Pada awalnya, restoran ini merupakan sebuah kedai penjual kudapan, yang direlokasi dari wilayah Owari (di Nagoya) ke Kyoto, setelah pemilik aslinya dipanggil oleh Kaisar pada saat itu. Awalnya toko ini menawarkan kue beras soba yang terkenal, tetapi akhirnya mulai membuat mie soba sekitar tahun 1700, menjadikan Honke Owariya sebagai toko soba tertua di Kyoto, dan bahkan Jepang. Produk Honke Owariya merupakan mi soba yang terbuat dari tepung berkualitas tinggi asal Otoineppu, Hokkaido, dan klaim restoran yang amenyebut penggunaan air murni Kyoto adalah rahasia sebenarnya di balik rasa khusus makanannya yang istimewa.
4. La Tour d'Argent (sejak 1582) - Paris, Prancis
6
Photo Source:  La Figaro
La Tour d'Argent adalah sebuah restoran berbintang Michelin yang mengklaim telah melayani Raja Henry IV. Pada satu titik, restoran itu membanggakan pencapaian tertinggi sebagai peraih tiga bintang Michelin, meski kemudian harus terpaksa kehilangan satu bintang pada 1996 dan yang kedua pada tahun 2006, di mana semua akibat penurunan kualitas layanan. Meskipun restoran ini tidak benar-benar membuktikan pernah melayani Raja Henry IV, namun banyak sosok terkenal lainnya seperti Franklin D. Roosevelt, Marlene Dietrich, dan Charlie Chaplin telah makan malam di La Tour d'Argent. Restoran tersebut juga telah muncul dalam beberapa karya sastra seperti novel 'A Moveable Feast' karya Ernest Hemingway, hingga menjadi inspirasi visual dalam film Radarouille produksi Pixar pada 2007 silam.
5. Zur Letzten Instanz (sejak 1621) - Berlin, Jerman
7
Photo Source:  Berlin Lick Iebe Dir
Zur Letzten Instanz terletak satu blok jauhnya dari Tembok Berlin yang bersejarah, dan berfungsi sebagai kedai tertua di kota itu. Restoran ini menyandang namanya sekarang sejak 1924, ketika dibeli pemilik baru bernama G. Hoffmann. Sebelumnya, kedai minuman itu dijuluki Maria Beil. Meskipun menjadi salah satu restoran tertua di Berlin, namun bangunannya saat ini adalah hasil rekonstruksi pada tahun 1963, setelah mengalami kerusakan berat selama Perang Dunia II. Sementara interiornya tidak lagi asli, namun desain saat ini mencerminkan gaya rumah aslinya.
6. White Horse Tavern (sejak 1673) - Rhode Island, Amerika Serikat
8
Photo Source:  Whitehorsenewport.com
Bangunan yang menjadi lokasi White Horse Tavern pertama kali dibangun pada 1652 dan akhirnya dijual ke William Mayes pada 1673. Pada saat ini, bangunan asli mengalami perluasan dan dibuka sebagai kedai. Banyak orang percaya bahwa White Horse Tavern adalah restoran tertua di AS Karena bangunannya sangat besar, di mana secara historis pernah digunakan gedung pengadilan, balai kota, dan tempat pertemuan Majelis Umum Rhode Island. Bangunan itu bahkan sempat digunakan sebagai basis transit tentara Inggris dan Amerika selama Perang Revolusi. Setelah beberapa tahun beralih fungsi dan diabaikan, bangunan itu dipulihkan pada 1954 melalui sumbangan dari keluarga Van Beuren, dan restoran dibuka kembali sebagai White Horse Tavern pada 1957.
7. Sobrino de Botin (sejak 1725) - Madrid, Spanyol
9
Photo Source:  Pinterest
Klaim Sobrino de Botin yang terkenal adalah bahwa restoran itu menyimpan Rekor Dunia Guinness sebagai restoran tertua di dunia. Meskipun semua restoran lain dalam daftar ini jauh lebih tua, Sobrino de Botin menerima perbedaan karena tetap berada di bangunan aslinya, dengan interior yang tidak banyak berubah sejak pertama kali buka pada abad ke-18. Restoran, yang awalnya bernama Casa Botin, dibuka oleh seorang juru masak Prancis Jean Botin dan istrinya yang berasal dari Austria. Botins tidak pernah memiliki anak dan menyerahkan restoran itu kepada keponakan istrinya, yang kemudian memberi nama Sobrino de Botin, di mana kata 'sobrino' bermakna sebagai keponakan dalam bahasa Spanyol. Restoran Sobrino de Botin telah menarik perhatian banyak penulis dan telah disebutkan dalam novel oleh Ernest Hemingway, Frederick Forsyth, Graham Greene, dan James A. Michener.