Lain ladang, lain belalang. Ungkapan ini rasanya tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya memahami dan menghargai ada istiadat di tempat yang berbeda. Mengetahui tata krama akan membuat kita terhindar dari rasa malu, sekaligus membuat orang lain nyaman dengan kehadiran kita. Tidak terkecuali soal makan, tiap tempat pasti memiliki keunikan dalam tata cara bersantap. Seperti di Jepang misalnya, ada cukup banyak tradisi bersantap yang berbeda jauh dengan kebiasaan kita di Indonesia. Namun, tidak perlu menghapal semuanya untuk bisa memahami, melainkan cukup lima tata krama di bawah ini.
Jika pada umumnya orang menyukai makan dengan tenang, apalagi ketika santap bersama di restoran, maka di Jepang adalah hal sebaliknya. Makan dengan suara berisik justru bentuk penghargaan terhadap makanan. Namun, bukan berisik karena mengobrol keras-keras ya, melainkan mengeluarkan bunyi antusias saat menyantap makanan, seperti seruput. Jika makanan tersebut berkuah, seperti ramen misalnya, maka kamu disarankan untuk menyeruput keras, sebagai bentuk apresiasi bagi makanan enak. Namun, jika makanan tersebut kurang berkenan rasanya, maka kamu berhak untuk menyantapnya pelan-pelan. Juru masak pasti tahu, dan berusaha untuk memperbaikinya secepat mungkin.
2. Mengucapkan "Itadakimasu" Sebelum Makan
Photo Source: Good Manners Tokyo
Sejatinya masyarakat Jepang memang dituntut untuk ekspresif dalam melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk ketika sedang makan. Apabila kamu bersantap di restoran, atau menghadiri jamuan makan, maka kamu sebaiknya menunjukkan rasa antusias. Pengucapan kata "itadakimasu" menandakan bahwa seseorang siap untuk bersantap. Ada kepercayaan di tengah masyarakat Jepang, bahwa menyantap makanan dengan antusias akan diganjar kenikmatan dan rasa puas.
3. Mengucapkan "Gochisousama" Setelah Selesai Menyantap Makanan
Photo Source: Serious Eats
Setelah kamu selesai makan, ungkapan yang diucapkan adalah "gochisousama". Ungkapan ini menunjukan rasa terima kasih kepada orang yang memasak makanan yang kamu makan atau membayar makanan tersebut. Meskipun ada kalanya ungkapan ini hanya memberitahu bahwa kamu sudah selesai makan.
4. Sumpit adalah Kewajiban
Photo Source: Japan Info
Sama seperti kebiasaan bersantap di kawasan Asia Timur lainnya, sumpit adalah perkakas makan yang tidak boleh terlewatkan dalam budaya kuliner Jepang. Perkakas yang terdiri dari dua batang kayu kecil sejajar itu digunakan dalam banyak hal oleh masyarakat Negeri Matahari Terbit, mulai dari nasi hingga daging, dan bahkan turut digunakan untuk menyantap makanan barat, seperti pasta dan steak, apabila dimakan dengan nasi. Semua washoku (makanan khas Jepang) harus menggunakan sumpit. Meskipun kamu bisa menggunakan tangan apabila sedang memakan sushi, tetapi apabila kamu diberikan sumpit, makan kamu harus menggunakannya.
5. Menyantap Sup tanpa sendok
Photo Source: Japanese Cooking 101
Secara logika, banyak orang akan mengambil sendok untuk menyantap sup, terutama untuk menyuap kuahnya. Tapi di banyak restoran Jepang, sup disajikan tanpa sendok, hanya ditempatkan dalam mangkuk kecil. Kamu akan kebingungan pada awalnya, namun setelah diamati, ternyata peruntukan mangkuk kecil serupa dengan fungsi gelas. Ya, kamu disarankan untuk meneguk sup langsung dari mangkuk, biasanya setelah selesai menyantap hidangan utama. Kebiasaan ini didasarkan pada karakter sup khas Jepang yang cenderung light, sehingga tidak akan terasa 'seret' saat ditenggak.
This feature is only available in Qraved AppsPlease download Qraved apps to participate in the contest and win the grand prize. Find out for more information in Qraved appsDownload or Open App dismiss