Seperti yang kita ketahui, roti buaya adalah penganan yang mewarnai tradisi upacara dalam pernikahan adat Betawi. Ternyata, jenis roti ini tak hanya sekedar makanan, ada pula fakta menarik di dalamnya. Yuk disimak!
Ukuran roti buaya sebenarnya beragam, ada yang berukuran besar, sedang, ataupun kecil. Apapun ukurannya, yang ingin diangkat oleh masyarakat Betawi adalah kepercayaan dan simbolnya. Masyarakat Betawi percaya jika buaya hanya kawin sekali dengan pasangannya sehingga dilambangkan dengan kesetiaan. Jadi kalau kamu pernah dijuluki buaya oleh seseorang, jangan langsung kecewa. Bisa saja maksudnya adalah buaya yang disimbolkan oleh masyarakat Betawi. Selain itu buaya disimbolkan memiliki sifat yang sabar, yaitu caranya yang selalu menunggu saat ingin menerkam mangsa. Nah, semua itu dimaksudkan agar pasangan tersebut dapat hanya menikah satu kali dan saling setia, serta selalu sabar dalam menghadapi masalah.
Photo Source: @ ismi_febi
Jadi, saat prosesi pernikahan, roti buaya biasa dijadikan bawaan atau wejangan pengantin pria untuk si wanita. Bisa dibilang, hal ini adalah sebuah syarat penting yang harus dibawa untuk si mempelai pria. Setelah itu, roti buaya diletakkan di sisi antara mempelai wanita dan para tamu undangan agar melambangkan karakter dan sifat mempelai pria yang bersahaja. Selain itu, ada juga tradisi di mana roti tersebut dibagikan pada tamu yang lajang agar mereka bisa segera mendapat jodoh.
Photo Source: dreamersradio
Sedangkan soal rasa, sudah banyak yang penasaran seperti apa rasanya roti buaya ini. Iya, kan? Roti berukuran besar ini biasanya memiliki isian juga, hampir sama seperti roti pada umumnya, yaitu ada rasa cokelat, keju, bahkan berbagai selai buah-buahan. Teksturnya pun cukup lembut dan empuk, tidak dibuat keras seperti zaman dahulu.
Sebenarnya, selama ini tradisi roti buaya yang dilaksanakan masyarakat Betawi sedikit melenceng dari tradisi zaman dahulu. Kalau dulu roti buaya dibuat memang khusus keras dengan tujuan untuk disimpan, tidak dimakan, kini justru diberi isian cokelat ataupun keju, lalu setelah itu dimakan bersama sirup. Lalu kenapa dulu disimpan? Hal ini merupakan simbol dengan roti yang makin lama habis dimakan belatung, begitu pula dengan cinta pasangan yang menikah, akan habis hingga wafat dan dimakan belatung nanti.
Photo Source: pesanrotibuaya
Apapun itu, yang penting segala terbaik untuk pasangan yang sedang menikah. Mungkin akan lebih baik kalau kita tidak menghilangkan unsur budaya, agar bisa diteruskan oleh tiap generasi. Jadi penasaran, ya, ingin cobain makan roti buaya!
This feature is only available in Qraved AppsPlease download Qraved apps to participate in the contest and win the grand prize. Find out for more information in Qraved appsDownload or Open App dismiss