Kenali Efek Baik dan Buruk Konsumsi Makanan Kaleng
Pitacily
seas.fiu.edu
Bagi orang-orang yang sibuk, persediaan makanan kaleng dianggap sangat membantu karena bisa membantu mereka memasak dengan praktis dan instan. Dan kalau kamu salah satu orang yang sering mengonsumsi makanan kaleng, luangkan waktu sejenak baca jurnal ini supaya tahu dampak baik dan buruk dari makanan tersebut.
Photo Source: www.3babak.com
Selain praktis, ternyata beberapa jenis makanan kaleng tertentu memiliki nilai gizi yang tidak jauh berbeda bahkan lebih baik dari makanan fresh. Berdasarkan penelitian dari Gene Lester, Ph.D, peneliti dari USDA's Food Quality Lab di Beltsville, MD, zat gizi yang terkandung di dalam makanan kaleng masih tetap utuh setelah dan sebelum makanan itu dimasukkan ke dalam kaleng. Zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan juga mineral tetap ada di dalam makanan kaleng walalupun memang jumlahnya berkurang sedikit. Bahkan menu dari jagung dan tomat akan lebih tinggi kadar antioksidannya saat diolah menjadi makanan kaleng karena telah melewati proses pemanasan. Meski begitu, ada juga zat gizi tertentu yang tidak tahan panas, seperti makanan yang mengandung vitamin B dan C.
Tetapi, selain memiliki dampak baik, tentu saja makanan kaleng memiliki daftar dampak buruk atau negatif yang dapat membahayakan kita jika terlalu sering mengonsumsinya. Yang pertama adalah, makanan kaleng sengaja ditambahkan garam natrium untuk menjaga kualitasnya. Mungkin, bagi kamu yang masih mengonsumsinya dalam batas wajar, hal itu tidak perlu dikhawatirkan, tetapi, jika kamu menderita penyakit seperti tekanan darah tinggi atau jantung, mengonsumsi makanan kaleng dengan kadar garam yang lebih tinggi dapat memperburuk kondisi kesehatan. Sebelum membeli makanan kaleng, sebaiknya kamu perhatikan terlebih dahulu kandungan apa saja yang terdapat di dalam makanan kaleng tersebut seperti berapa jumlah natrium, kalori, lemak, dan zat gizi lainnya.
Makanan kaleng mengandung BPA atau Bisphenol-A. BPA merupakan bahan kimia yang terkandung di dalam makanan kemasan termasuk kemasan kaleng. Menurut penelitian dari Environmental Research, BPA dalam makanan kaleng dapat berpindah dari lapisan kaleng ke makanan. Tentu saja BPA yang dikonsumsi oleh tubuh manusia dapat menyebabkan masalah kesehatan. Sebaiknya, kamu mengonsumsi makanan kaleng yang di kemasannya tertulis, "tidak mengandung BPA" atau "bebas BPA" karena Food and Drug Administration Amerika Serikat juga sudah menghimbau produsen makanan kaleng untuk tidak menggunakan kemasan yang mengandung BPA.
Mungkin hal yang satu ini memang jarang terjadi, tetapi beberapa makanan kaleng yang melalui proses kurang baik dapat mengandung bakteri berbahaya yang dikenal dengan nama Clostridium botulinum. Untuk menghindari terjangkitnya bakteri ini usahakan ketika membeli makanan kaleng kamu benar-benar perhatikan kalengnya tidak menggembung, penyok, atau bocor.
Oh iya, satu tips lagi untuk kamu, jangan sekali-kali mencoba memanaskan makanan kaleng langsung dari kemasannya. Lebih baik kamu pindahkan terlebih dahulu ke piring, ya!
This feature is only available in Qraved AppsPlease download Qraved apps to participate in the contest and win the grand prize. Find out for more information in Qraved appsDownload or Open App dismiss