Ketupat: Kisah Beras dalam Janur di Setiap Tradisi Lebaran
June 05, 2018 14:26
Ketupat atau kupat merupakan sebuah hidangan khas Asia Tenggara berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa yang masih muda. Panganan ini kerap ditemukan di Indonesia yang dijajakan oleh para penjual ketupat sayur, sate padang, atau opor. Ketupat juga menjadi sebuah panganan ikonik ketika merayakan Idul Fitri.
Namun, sebuah pertanyaan mengenai filosofi serta asal mula ketupat pun muncul dengan dasar "apa yang membuat beras harus dibalut dengan janur?". Sebelum membahas ketupat lebih dalam lagi, bagi kamu yag belum memiliki Qraved App segera download aplikasinya untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar dunia kuliner.
Membalut Cerita dari Sehelai Janur
Photo Source:beritagar.id
Tanpa disadari, ketupat menjadi sebuah sajian yang wajib ada ketika Idul Fitri tiba. Beras yang dibalut oleh sehelai janur tersebut telah menjadi ciri khas yang melekat dengan lebaran. Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa ketika penyebaran agama Islam tengah dimulai. Beliau membudayakan sebuah tradisi, yaitu setelah Lebaran, masyarakat setempat menganyam ketupat dengan daun kelapa muda lalu disii dengan beras.
Namun masyarakat Jawa sebelum kedatangan Islam sudah akrab dengan hidangan yang bernama ketupat atau kupat, bahkan bukan tidak mungkin ketupat sudah ada sebelum asimilasi agama Hindu.
Seorang ahli sejarah kuliner, Fadly Rahman mengatakan bahwa menurut cerita rakyat, ketupat itu berasal dari masa hidup Sunan Kalijaga, tepatnya di masa syiar Islam pada abad ke-15 hingga 16. Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman.
Menurut H.J. de Graaf dalam Malay Annual, ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Demak yang dipimpin Raden Patah awal abad ke-15. De Graaf menduga kulit ketupat yang terbuat dari janur berfungsi untuk menunjukkan identitas budaya pesisiran yang ditumbuhi banyak pohon kelapa. Warna kuning pada janur dimaknai oleh de Graff sebagai upaya masyarakat pesisir Jawa untuk membedakan warna hijau dari Timur Tengah dan merah dari Asia Timur.
Photo Source:www.mantrahindu.com
Selain itu, ketupat merupakan sebuah simbol yang diangkat dari tradisi pemujaan Dewi Sri (dewi pertanian dan kesuburan, pelindung kelahiran dan kehidupan, kekayaan dan kemakmuran). Ia merupakan Sang Hyang tertinggi dan terpenting bagi masyarakat agraris. Ia dimuliakan sejak masa kerajaan kuno seperti Majapahit dan Padjajaran.
Penggunaan janur sebagai kemasan pun memiliki makna tersendiri. Janur dalam bahasa Arab yang berasal dari kata “jaa a al-nur” memiliki makna harfiah "telah datang cahaya". Sedangkan masyarakat Jawa mengartikan janur sebagai “sejatine nur” (cahaya). Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadan.
Photo Source:alfamartku
Selain info kuliner mantap buat bulan puasa, ada kabar baik nih selama Ramadan 2018 ini! Buat yang butuh keperluan selama bulan puasa dan Lebaran, Alfamart menawarkan Pak Rahmat, paket belanja Ramadan hemat.
Tersedia 3 jenis paket Pak Rahmat yang bisa dipilih. Pak Rahmat 1 terdiri dari Kecap Manis Sedaap 600 ml, kecap manis ABC 520ML, Kara Sun 200 ml, minyak goreng Tropical 2 L (Rp49.900), Pak Rahmat 2 terdiri dari Tepung terigu Segitiga Biru 1 kg, Gula Rise Barnd 1 kg, Kraft cheddar 175 g, Forvita Margarine 250 gr, Marja Srup Cocopandan, dan dan Frisian Flag susu kental manis 560 gr (Rp 79.900), dan Pak Rahmat 3 Khong Guan Biscuit 1600 gr, ABC Squash Orange 525 ml, dan Oreo Vanilla Creme (Rp99.900). Lumayan nih bisa lebih irit, itung-itung buat persiapan Lebaran. Buruan yaa. Promo ini berlaku dari 1-15 Juni 2018.