Fiddleheads

Jujur, saya sangat sering makan di Fiddleheads, selain variasi menunya (favorit saya adalah Nasi Ayam Hainan), juga keramahan yang ditunjukkan oleh para staf. Akan tetapi, ketika kemarin saya ingin makan di sana sekitar pukul 12.15-12.30, di mana merupakan peak hours untuk lunch yang seharusnya memang banyak restaurant yang ramai, saya menunggu lama di depan untuk menunggu diarahkan ke seat yang available, di mana kebetulan kondisi restoran SEPI untuk ukuran lunch time jika dibandingkan dengan resto sekitar e.g. TGI Friday's, The Playground, dan Sop Buntut Borobudur Bogor Cafe. Salah seorang staf, sepertinya captainnya karena berpakaian jauh lebih baik daripada waiter dan waitress, kemudian menyambut saya. Staff pria ini menanyakan kepada saya, ingin duduk di mana (karena toh memang kosong). Saya jawab, di sofa itu saja (sambil menunjuk sofa di pojok dekat bar). Respon staff ini sangat mengejutkan saya, seandainya kemarin saya record betapa arogannya beliau. Ia berkata dengan arogan dan tanpa senyum "oh ga bisa, itu untuk 4 orang, dan kita selalu ramai kalau lunch". Rasanya kalau saya tidak sabar-sabar, bisa saya cela habis-habisan staff itu. Kalau memang ramai saat lunch time, fakta lapangan menunjukkan resto Anda itu TIDAK LAKU, alias SEPI TOTAL, kok bisa-bisanya ada customer yang ingin makan baik-baik diperlakukan seperti itu. Fine, saya mengerti jika mungkin memang seat tsb untuk 4 orang, TAPI MASALAHNYA ADALAH SEMUA SEAT YANG AVAILABLE JUGA UNTUK 4 ORANG, JADI APA BEDANYA DONG? Hati-hati, Fiddleheads. Anda 'pemain baru' di dunia F&B Indonesia, istilahnya 'belum rame-rame amat' sudah arogan. Percuma menu Anda berkualitas jika pelayanannya NOL BESAR. It's not only about food quality, it's mostly about service.